Lebih dari 70 persen umat Islam Indonesia mendukung Syariah
Islam dan ingin hal itu menjadi landasan hukum di Negara dengan penduduk
mayoritas Muslim terbesar di dunia, menurut sebuah studi oleh Pew
Research Center yang berbasis di AS. Laporan berisi 226
halaman yang didasarkan pada survei opini publik yang dilakukan antara
tahun 2008-1012 di 39 Negara dan wilayah di Afrika, Asia dan Eropa,
melibatkan 38.000 responden. Di Indonesia sendiri, pusat penelitian
melakukan wawancara tatap muka dengan 1.880 Muslim di 19 provinsi antara
tanggal 28 Oktober dan 19 November 2011. Penelitian ini memiliki
margin error sebesar 3,4 persen. Studi ini mengatakan bahwa 72 persen
Muslim Indonesia mendukung hukum Islam sebagai hukum resmi Negara ini,
dibandingkan dengan Malaysia dengan 86 persen dan 77 persen di Thailand.
Temuan ini mungkin akan membingungkan para ilmuwan sosial yang
yakin bahwa sebagian besar orang Indonesia adalah sekuler dan tidak
mendukung terciptanya sebuah Negara Islam atau penerapan hukum Islam. Adjie
Alfaraby, peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengatakan
desain kuesioner mungkin telah mempengaruhi hasil survei.“Jika mereka
menghadirkan syariah sebagai satu-satunya variabel dalam kuesioner
mereka, Muslim pasti akan mendukung untuk itu. Tetapi jika menempatkan
Pancasila sebagai variabel pembanding, mungkin responden akan memilih
Pancasila sebagai gantinya, karena itu adalah prinsip inti dari
Indonesia,” klaimnya. (Media Umat,3 mei 2013)
Laporan ini seharusnya mampu mengajak masyarakat Indonesia
berfikir lebih serius ideologi yang akan diterapkan di Indonesia.
Bagaimanapun, ideologi merupakan hal paling mendasar yang menentukan
arah kebijakan suatu Negara.Karena Ideologi merupakan landaasan berfikir
yang melahirkan solusi atas berbagai permasalahan manusia. Sehingga
ideologilah yang menjadi dasar dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan
oleh Negara. Idelogi juga akan menentukan pihak mana yang akan mendapat
kesejahteraan lebih. Maka menjadi penting untuk memilih ideologi Negara
secara tepat.
Pernyataan Adjie akan desain kuesioner mempengaruhi hasil
kuesioner sangatlah menarik untuk diperhatikan. Secara tidak langsung ia
ingin menunjukkan bahwa benar masyarakat Indonesia walaupun secara
perasaan dan pemikirannya berharap dan menginginkan Syariah Islam namun
masih menganut Sekulerisme- Demokrasi yang diwujudkan dengan Pancasila.
Pancasila buatan BPUPKI bersanding dengan UUD 1945 merupakan dasar
Negara Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Proses
perumusan Pancasila tidak mudah, mengalami perbedaan-perbedaan dan
perubahan-perubahan, itupun dari pemerintahan yang satu ke pemerintahan
berikutnya mengalami interpretasi sesuai kepentingan masing-masing.
Tidak ada standar yang pasti bagaimana menginterpretasikan Pancasila.
Masyarakat Indonesia juga menyaksikan dari zaman ke zaman
bagaimana Pancasila belum mampu membawa Indonesia kepada kebangkitan
mutlak terlepas interpretasi yang digunakan. Patut dipertanyakan, sampai
kapan masyarakat Indonesia menjadi tikus percobaan untuk melihat
kemampuan Pancasila. Wajar kiranya terdapat pihak yang menuntut
peninjauan kembali Pancasila sebagai ideologi Negara.
Islam dengan seluruh syariatnya merupakan ideologi buatan Pencipta
manusia. Walaupun Adjie Alfaraby mengklaim bahwa Pancasila masih
menjadi pilihan bagi mayoritas masyarakat Indonesia, tidak bisa
dipungkiri bahwa di bawah kesadaran kaum muslimin Indonesia masih
memegang pemahaman akan kesempurnaan ideologi buatan Pencipta manusia
dan sekalian alam. Tidak bisa dipungkiri, ideologi buatan Pencipta
manusia akan jauh lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan manusia
dibandingkan dengan ideologi buatan manusia sendiri.
Ideologi Islam telah membuktikan kesempurnaan dan kemampuannya
selama 1300 tahun tanpa henti sebelum diruntuhkan dengan konspirasi
kotor dan menggantinya dengan ideologi Sekuler-Demokrasi: Kapitalisme.
Pada masa penerapannya, Islam membawa Khilafah Islamiyah sebagai sebuah
Negara adidaya yang belum ada satupun yang mampu menandinginya dengan
berbagai kemajuan di bidang teknologi, pendidikan, kesejahteraan
keadilan, dan pemerintahan. Keadilan dan kesejahteraan yang diberikan
bukan hanya kepada warga Negara baik Muslim maupun non-Muslim, namun
juga kepada siapa saja yang berhubungan dengan Khilafah Islamiyah
tersebut. Sudah waktunya masyarakat Indonesia dan Dunia memutuskan
ideologi Islam menjadi
Sunday, 2 June 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment