Tuesday, 16 July 2013

Menguak Ideologi PKS

01:00


Menurut Yusuf Qardhawy (ulama Ikhwanul Muslimin Mesir), PKS kepanjangan tangan IM di RI. Maka wajar, isu-isu hangat yang jadi perhatian IM juga jadi perhatian PKS. Di Aljazair, kembaran PKS bernama FIS, di Turki ada Refah, di Gaza Palestina ada Hamas. Itulah kenapa Gaza seperti tanah air ke dua bahkan utama bagi orang-orang PKS.

Tapi PKS sendiri sejatinya hanya sayap politik dari Jamaah Tarbiyah alias Ikhwanul Musliminnya Indonesia. Ibarat PAN dengan Muhammadiyah, PKB dengan NU, maka PKS dengan Jamaah Tarbiyah. Induk PKS adalah Jamaah Tarbiyah/ JT. Bedanya, PAN dan PKB hanya punya hubungan historis dengan Muhammadiyah dan NU. Tapi PKS memang sayap politik Jamaah Tarbiyah.

Jika PKS adalah sayap politik Jamaah Tarbiyah, maka KAMMI adalah sayap mahasiswa Jamaah Tarbiyah. Maka wajar nyaris 90% anggota atau alumni KAMMI identik dengan PKS, baik terang-terangan atau diam-diam. Anggota atau alumni KAMMI yang tak ikut PKS akan dianggap “bughot” atau pemberontak sehingga harus dikucilkan.

Hal itu terjadi karena prinsip “wal hizb huwal jama’ah, wal jama’ah huwal hizb” yang dianut PKS. Artinya: partai = jamaah, jamaah = partai. Dengan prinsip tadi, tak ada pilihan warga Jamaah Tarbiyah kecuali harus mendukung PKS. Ini salah satu rahasia militansi PKS. Ideolog utama Jamaah Tarbiyah atau PKS adalah Ustadz Abu Ridho. Pemimpin tertinggi JT yang kharismatik ialah almarhum KH. Rahmat Abdullah.

Kaderisasi PKS terutama dilakukan secara tertutup via majelis kajian yang disebut “liqa’” atau “halaqah”. Akronim JT lebih sering dipakai Jamaah Tabligh. Tapi beda dengan Jamaah Tarbiyah yang berpolitik via PKS, Jamaah Tablibh nonpolitis. Jamaah Tarbiyah dan PKS mengacu kepada metode dakwah Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin di Mesir. Meski didirikan Hasan al-Banna, ideologi utama Ikhwanul Muslimin yang dirujuk PKS ialah Sayyid Quthb dengan bukunya “Petunjuk Jalan”.

Buku Sayyid Qutb “Petunjuk Jalan” menjadi referensi kaderisasi KAMMI dan PKS, juga Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kata Sayyid Quthb, yang dirujuk PKS, hanya ada 2 jenis partai di dunia: Partai Allah (Hizbullah) dan Partai Setan (Hizbussyaithon). Yang dimaksud partai Allah adalah partai Islam, tentunya PKS menurut orang-orang PKS. Partai Setan adalah partai-partai sekuler.

Loyalitas tertinggi orang-orang PKS adalah kepada harakah (gerakan), dalam hal ini Jamaah Tarbiyah atau Ikhwanul Muslimin. Karena loyalitas tertinggi kader PKS kepada harakah (organisasi), orang-orang Salafi menuduh PKS melakukan syirik harakiy (menuhankan organisasi).

Kaderisasi intensif PKS dilakukan via kelompok-kelompok kecil terdiri 5-8 orang dengan 1 ustadz atau mentor. Mirip sistem sel gerakan kiri.

Dalam kaderisasi PKS, loyalitas kepada ustadz/partai/harakah amat ditekankan. Yunior cuma bisa “sami’na wa atho’na” (yes man). Karena loyalitas amat ditekankan, nyaris tak ada ruang berpikir alternatif bagi kader PKS kecuali mengiyakan kata-kata ustadz/partai.

AD/ART KAMMI memang menyebut diri organisasi mahasiswa independen. Tak ada pasal yang menyebut hubungan organisatoris dengan PKS. Tapi nyaris tiap anak KAMMI tahu, mereka dikendalikan ustadz atau senior yang orang- orang PKS via majelis “liqa’” atau “halaqah”.

Forum “liqa’” atau “halaqah” KAMMI ini berperan jadi semacam ajang “brain washing” cuci otak PKS bagi pendatang baru atau calon kader. Jika ada aktivis KAMMI yang hendak menegakkan prinsip independensi dan nonpartisan KAMMI (dari PKS), akan disingkirkan. Nyaris semua PTN terkemuka, kecuali UIN/IAIN yang jadi basis PMII, saat ini lembaga-lembaga intra kampusnya dikuasai KAMMI. Melalui KAMMI inilah PKS bisa menancapkan pengaruh kuat di asosiasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia.

Saat merekrut kader, PKS lebih menyukai lulusan sekolah negeri bukan swasta karena lebih mudah dishibghoh (Arab: dicelup/dibentuk). Alumni sekolah Muhammadiyah atau pesantren NU lebih sulit dibentuk jadi kader militan PKS karena mereka punya cukup bekal ilmu agama. Justru bekal ilmu agama yang dikuasai alumni sekolah Muhammadiyah atau pesantren NU itu akan membuat mereka bisa mendebat ustadz-ustadz PKS. Itulah sebabnya KAMMI dan PKS pilih masuk ke Rohis (unit kerohanian Islam) di SMP atau SMA negeri.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2010 Fandypedia. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top