1.Kebanyakaan manusia saat ini buta akan perhatian Anda pengguna media sosial?
Sejauh manakah anda menggunakan media sosial? Apakah anda sering menemui seseorang yang mirip dengan ilustrasi di atas? Kebanyakaan orang saat ini kecanduan dengan sosial media. Mereka juga terkadang salah dalam menggunakan sosial media. Padahal secara umum dalam Term of Service media sosial saat ini tertulis bahwa media sosial digunakan untuk berbagi hal-hal yang dilakukan oleh pengguna. Memang tidak ada salahnya dalam menggunakan media sosial selama mereka tetap mengikuti ketentuan. Saya juga tidak menyalahkan pengguna yang kecanduan. Tapi, yang jadi masalah adalah pada sisi sosialnya. Banyak dari pengguna sosmed yang kecanduan akhirnya lebih banyak bersosialisasi di media daripada di dunia nyata. Saya mengambil kesimpulan bahwa media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat.
2.Kreativitas yang dibatasi sejak kecil
Pernahkah anda waktu kecil untuk bermain sesuatu yang sedikit berbahaya lalu dilarang oleh orang tua anda? pasti pernah. Akhirnya anda pun takut untuk mengulangi hal tersebut karena sudah dilarang. Tapi apakah anda tahu bahwa terkadang hal-hal kreatif itu tercipta karena berani mengambil resiko? Pada gambar di atas menunjukkan bahwa seorang guru yang menetapkan pola pikir murid-muridnya sejak kecil. Akibatnya, hingga dia dewasapun pola pikirnya akan tetap sama dengan pola pikir gurunya. Mungkin inilah salah satu penyebab kenapa bangsa Indonesia belum bisa maju. Karena pola pikir yang selalu sama dari dulu. Tanpa mengurangi rasa cinta tanah air, mari kita tengok negara-negara maju yang semenjak kecil kreativitasnya sudah dibiarkan merasuki pikirannya. Kesimpulannya, jika kita ingin maju, ubah pola pikir kita. Think out of the box. Dan jika ingin menciptakan generasi yang maju, jangan terapkan pola pikir yang sama dengan anda sejak kecil. Biarkan mereka menemukan pola pikir mereka sendiri.
3.Manusia akan selalu memberikan komentar terhadap apa yang dilakukan sesamanya
Mungkin yang ini anda sudah sering tahu. Ya beginilah realita kehidupan kita sekarang. Apapun yang kita lakukan, entah itu baik/buruk pasti akan selalu ada orang yang berkomentar. Ini disebabkan karena semua orang mempunya pandangan dan ego yang berbeda-beda. Untuk kasus ini, lebih baik anda tetap lakukan apa yang menurut anda adalah terbaik. Jangan pedulikan komentar orang lain, tapi jangan juga menutup diri untuk menerima masukan. Begitulah hidup, Tuhan yang menentukan, kita yang menjalankan, orang lain yang berkomentar.
4.Kebebasan pers
kadang disalah gunakan Karena negara kita negara demokrasi, kebebasan pers pun dijunjung. Tapi kebanyakan hal ini disalahgunakan oleh pihak media. Mereka terkadang menyorot berita untuk menjatuhkan/meningkatkan nama baik seseorang walapun faktanya tidak begitu. Sekarang media lebih mengutamakan rating daripada kualitas dari berita/hiburan tersebut. Padahal, media adalah salah satu tontonan yang kadang dijadikan sebagai tuntunan. Media mengejar rating dengan segala cara yang mereka bisa lakukan. Contoh saja waktu Tragedi AirAsia QZ8501 kemarin, menurut saya media terlalu menggagu kerja dari tim SAR dan terlalu menekan pihak-pihak terkait untuk segera memberikan pernyataan. Seharusnya media biarkan Tim SAR selesaikan tugasnya hingga diberitahu lebih lanjut untuk memberikan keterangan, bukan malah mengejar terus-terusan. Media memang butuh berita yang aktual dan faktual, tetapi jangan sampailah mengganggu pihak terkati. Apalagi ada salah satu media yang saya rasa itu tidak memiliki rasa respect kepada keluarga korban dengan menayangkan mayat yang mengapung di lautan dan luput dari sensor. Saya rasa itu sungguh miris sekali. Saya tahu, media punya kekuatan untuk memberitakan atau mempengaruhi pandangan publik, tapi tolong kembalikan media yang benar-benar layak disebut media. Bukan cuma media yang mengejar rating semata.
5.Manusia memelihara perdamaian untuk mempersiapkan peperangan
Apakah dunia sekarang sudah mengalami perdamaian semua? saya rasa tidak. Masih banyak orang-orang yang berperang dibawah bendera negara masing-masing. Namun apakah negara yang sekarang tidak ada konflik atau yang sudah mengalami perdamaian akan tetap damai? saya rasa juga tidak. Kita semua saat ini memelihara perdamaian tetapi untuk mempersiapkan peperangan. Kenapa bisa begitu? lihat saja, walaupun banyak negara yang merdeka, damai, tapi mereka tetap berjaga-jaga untuk menghadapi perang, sehingga banyak negara yang membuat senjata, menambah pasukan dan lain-lain. Jadi, secara tidak langsung kita masih tidak saling percaya untuk menjaga perdamaian. Karena itulah dunia tidak akan pernah bersatu, dan peradaban manusia yang damai tidak akan pernah tercipta.
6.Orang berilmu dikucilkan, orang tidak berilmu banyak kawan
Inilah realita zaman sekarang. Orang yang berilmu jarang dihargai dengan layak, orang yang tidak berilmu tapi memiliki kuasa memiliki banyak teman yang kadang sama-sama tidak berilmu. Banyak ilmuwan dari Indonesia yang akhirnya pergi ke luar negeri karena di Indonesia mereka tidah dihargai. Padahal derajat orang yang berilmu itu lebih tinggi. Jadi, hargailah orang yang berilmu, hargai karya mereka.
7.Rasisme, kenyataan pahit antara Yin dan Yang tidak seimbang
Gambar diatas sudah jelas sekali menggambarkan bagaimana ketidakseimbangan kemanusiaan hanya karena warna kulit. Yin Yang yang digambarkan sebagai simbol keseimbangan ternyata tidak terjadi pada orang-orang rasis. Mereka mengambil hak-hak orang kulit hitam untuk kepentingannya karena merasa mereka orang kulit putih. Padahal, mereka saat kecil juga tidak akan tahu akan dilahirkan dengan warna kulit apa. Ini benar-benar kenyataan yang pahit.
8.Kita tidak menjaga apa yang sudah membentuk kita
Agak aneh sih ya gambarnya? saya juga nggak percaya kalo kita itu evolusi dari ikan. Tapi terlepas dari itu, yang saya ingin tunjukkan adalah kita sering lupa untuk menjaga apa yang sudah membentuk kita. Kita makan setiap hari dari hewan dan tumbuhan, tetapi kita tidak merawat mereka agar kita tetap bisa memakan mereka setiap hari. Kita sering makan nasi, nasi dari beras, beras dari padi, padi ada di sawah, lahan sawahpun semakin sempit karena banyaknya pembangunan. Kita buang limbah ke laut, padahal disana ada ikan yang setiap hari kita makan juga.Secara tidak langsung, kita merusak diri kita sendiri.
9.Terkadang kita lupa akan tujuan
Semasa kita sekolah, kita mendapatkan pendidikan formal baik akademik maupun non-akademik. Sejak dasar hingga lanjut kita diajarkan materi-materi untuk penunjang di masa depan. Dan mungkin karena terlalu sering diberi materi, kita lupa bahwa ilmu yang kita dapat itu untuk kita gunakan di masyarakat. Kita mempelajari suatu materi tetapi apa yang kita pelajari tersebut tidak memberikan manfaat kepada masyarakat itu sama saja sia-sia. Karena yang kita butuhkan adalah manfaat dari mempelajari materi tersebut, bukan bisa/tidaknya anda menguasai materi tersebut.
10.Satu-satunya masa depan kita yang pasti adalah kematian
Kita boleh saja selama hidup mempelajari apa saja, mengenal siapa saja, tapi jangan lupakan bahwa kita hidup untuk mempersiapkan kematian. Semakin waktu berjalan maju, maka semakin dekat anda dengan kematian. Jadi manfaatkan hidup yang cuma sekali ini dengan baik untuk mempersiapkan kematian.
11.Teknologi menjadikan manusia manja
Bisa dilihat perbedaanya? zaman 90-an kalo mau olahraga itu ya olahraga.Nggak ada embel-embel macem-macem. Dari awal pemanasan dulu, baru jogging, terus cooling down. Kalau sekarang? Pakai armband dululah, handsfree, nentuin jarak lari di running apps, selfie dululah, inilah, itulah dan yang lainnya. Terus habis itu diupload ke sosmed biar orang-orang pada tau kalo anda mau jogging. Eh, taunya larinya cuma 5 menit doang. Saya tidak menyalahkan anda yang seperti itu, itu sah-sah saja. Tapi lihat, teknologi memang memanjakan manusia, tapi itu menjadikan manusia menjadi manja.
12.Kesuksesan yang dipandang sebelah mata
Kebanyakan dari orang saat ini selalu memandang sebelah apa itu arti kesuksesan. Mereka mengganggap bahwa mereka sukses jika mereka mempunyai jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebenarnya, sukses itu relatif. Orang yang jabatannya tinggi tetapi tidak mencintai pekerjaannya , orang yang memiliki harta melimpah tapi hanya tahu untuk untuk bersenang-senang, belum tentu mereka merasa sukses. Secara umum, saat dimana kita merasa sukses adalah saat dimana kita merasa bahwa waktu dan harta yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kita dan orang lain.
13.Kita seperti dikendalikan oleh media, dan media dikendalikan oleh "Oknum"
Sebenarnya gambar yang ini hampir mirip dengan gambar nomer 4. Sadarkah anda bahwa media punya pengaruh besar terhadap mental dan perilaku publik? media punya peran yang sangat besar dalam membangun karakter publik. Jika tayangan di media sering dipertontonkan tontonan yang buruk, maka banyak orang yang akan terpengaruhi. Begitu juga sebaliknya. Tapi sayangnya sekarang media kebanyakan dikuasai oleh oknum tertentu. Sehingga banyak tontonan yang minim kualitas. Lepas dari itu, kita punya satu kuasa penuh terhadap media. Yaitu tekan power off remote anda jika anda tidak ingin menontonnya.
14.Kebersamaan itu lebih penting
Kita boleh menghasilkan uang sebanyak apapun, mendapat jabatan tertinggi, dan mendapatkan semua apa yang kita inginkan. Tapi, kebersamaan keluarga, sahabat, teman, dan orang terdekat adalah satu-satunya kebahagiaan yang akan selalu dirindukan. Memang, sekarang banyak pekerjaan yang harus merelakan kebersamaan tersebut demi tugas yang mulia. Tapi saya percaya bahwa mereka sebenarnya sangat merindukan kebersamaan ini.
15.Kebajikan Yang Terlupakan
7 Hal tersebut memang sangat bertolak belakang dan tidak boleh dijalani dengan begitu saja jika kita ingin menggapainya secara lancar. Semua itu harus dijalani dengan sangat hati-hati supaya tidak salah diri. Jika dijalani secara alamiah apa adanya sesuai keyakinan dan kemampuan yang dimiliki maka kita pun akan tepat pada jalannya dan tidak mendapat mara bahaya. Jadi sebagai pribadi yang bijak kita harus selalu untuk cermat dan teliti saat menjalani semua kehidupan ini.
16.Uang Bukan Segalanya
Meski Segalahnya Butuh Uang Uang sejatinya adalah barang yang berharga dan dicari dalam kehidupan sehari-hari namun sesungguhnya semua itu tidaklah cukup terbayarkan sampai itu saja dengan apa yang sebenarnya kita rasakan sehari-hari. Jika kita sadari uang juga bisa menjatuhkan dan mendekatkan kita kedalam kesalahan yang amat merugikan. Memang uang bukanlah segalanya dalam hidup ini. Jadi uang bukan jaminan menjadikan kita sukses, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat. Do'a, usaha, dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membantu meraih semuanya.
sumber
0 comments:
Post a Comment