Pada Liga Inggris musim 1986-1987, prestasi Manchester United memburuk. Di pertengahan musim, MU berada di posisi degradasi, posisi 21. Manajemen klub pun berpikir cepat: memecat pelatih Ron Atkinson dan menggantinya dengan Alex Ferguson pada November 1986. Fergie didatangkan dari klub Skotlandia, Aberdeen. Apa prestasi Fergie di Aberdeen sehingga MU meminangnya? Selama 8 tahun bersama Aberdeen, Fergie yang bergabung pertama kali pada Desember 1978 di usia yang masih sangat muda, 33 tahun, membawa Aberdeen juara Liga Skotlandia tiga kali: 1979-1980, 1983-1984, dan 1984-1985; juara Piala Skotlandia empat kali: 1981-1982, 1982-1983, 1983-1984, dan 1985-1986, dan yang paling fonomenal, membawa Aberdeen menjuarai Piala Winners 1983 dengan mengalahkan Real Madrid di final 2-1 dan kemudian meraih Piala Super Eropa di tahun yang sama.
Fergie membawa Aberdeen menjadi klub sukses Skotlandia ke-3 setelah Glasgow Celtics dan Glasgow Rangers. Prestasi gemilang bersama Aberdeen tersebut jugalah yang membawa Fergie menjadi pelatih tim nasional Skotlandia pada piala dunia 1986 di Mexico. Awal bergabung, Fergie punya masalah dengan kebiasaan buruk beberapa pemain MU. Norman Whiteside, Paul McGrath, dan Bryan Robson sering mabuk-mabukan yang membuat stamina mereka kedodoran. Fergie pun segera mengubah kebiasaan buruk tersebut dengan lebih mendisiplinkan pemain. Hasilnya, MU berhasil merangkak naik dan mengakhiri musim 1986-1987 di urutan ke-11. Musim selanjutnya, 1987-1988, Fergie mendatangkan pemain-pemain baru: Steve Bruce, Brian McClair, Viv Anderson, dan Jim Leighton. Hasilnya, MU menjadi tim papan atas meskipun di akhir musim gagal menjuarai Liga setelah hanya berada di posisi ke-2, di bawah sang juara, Liverpool yang diperkuat Ian Rush dan John Barnes. Musim 1988-1989, Fergie kembali mendatangkan pemain baru: Mark Hughes. Namun, gelar liga ‘tak jua diraih. Malahan, MU kembali terperosok ke posisi 11 di akhir musim. Begitu pula pada musim 1989-1990, pemain-pemain baru kembali berdatangan: Paul Ince, Gary Palister, Mike Phelan, dan Neill Webb, namun tetap ‘tak mampu membawa MU menjuarai liga, malahan pretasi MU justru tambah buruk; berada di jurang degradasi. Prestasi buruk ‘tak membuat manajemen MU resah. Mereka tetap memercayai Fergie karena perubahan yang telah banyak dilakukannya, terkhusus pada disiplin pemain dan pembinaan pemain muda. Kepercayaan yang dibayar Fergie dengan menghadirkan prestasi pertama, yaitu Piala FA. Di final, MU mengalahkan Crystal Palace 1-0 yang saat itu diperkuat striker muda berbahaya, Ian Wright. Trofi Piala FA itulah yang kemudian menyelamatkan karier Fergie di MU. Trofi yang juga membuat MU mendapatkan tiket otomatis untuk berlaga di Piala Winners Eropa. Selebrasi skuad MU saat juara Piala FA 1990 Selebrasi Bryan Robson dan Fergie Pada 1990-1991, MU mengawali musim dengan meraih Piala Community Shield. Di jajaran pemain, Fergie kedatangan amunisi baru: kiper Peter Schmeichel dan sayap kanan Andrei Kanchelskis. Di musim ini, pemain sayap kiri Ryan Gigs juga memulai debutnya, setelah sebelumnya sukses di MU junior. Hasilnya tetap ‘tak berbuah. Penampilan inkonsistensi menyebabkan MU tetap ‘tak mampu menjuarai Liga. Namun, di ajang Piala Winners, MU mampu tampil maksimal dan menjadi juara setelah mengalahkan Barcelona di final dengan skor 2-1. Di Piala Carling, MU juga berhasil lolos ke final, namun kalah lawan Sheffield Wednesday 0-1. Selebrasi Mark Hughes Selebrasi Fergie Pada 1991-1992, MU mengawali musim dengan menjuarai Piala Super Eropa setelah mengalahkan juara Piala Champions, Red Star Belgrade, 1-0. Namun di liga, MU tetap ‘tak mampu juara meskipun telah diperkuat striker baru, Dion Dublin. Gelar Piala Carling menjadi penghibur di akhir musim setelah di final MU mengalahkan Nottingham Forest yang diperkuat Roy Keane, 1-0. Awal musim 1992-1993, penampilan MU tidak meyakinkan. Namun semuanya berubah ketika pada pertengahan musim di Januari 1993, Fergie mendatangkan Eric Cantona dari Ledds United, klub juara Liga Inggris musim sebelumnya. Hasilnya, MU merangkak naik dan menjuarai Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak ditangani Fergie dan ke-8 kalinya sepanjang sejarah klub. Duet Cantona-Hughes di lini depan sangat tajam, ditambah performa impresif Giggs dan Kanchelskis di sayap kanan dan kiri. MU memuncaki klasemen dengan selisih 10 poin dari peringkat ke-2, Aston Villa yang diperkuat striker tajam, Dwight Yorke. Cantona bersama fergie saat gabung pertama kali di tahun 1993 Steve Bruce dan bryan Robson saat juara Liga inggris 1993 Pada 1993-1994, MU mengawali musim dengan meraih Piala Community Shield. MU juga mendatangkan Roy Keane dari Nottingham Forest guna menggantikan Bryan Robson yang sudah semakin menua. Hasilnya, lini tengah MU semakin solid dan MU pun berhasil meraih double winners: Liga Inggris dan Piala FA dengan mengalahkan Chelsea di final, 4-0. Cantona tampil menjadi top skor Liga Inggris dengan 25 gol. Steve Bruce dan Bryan Robson saat juara Liga Inggris 1994 Hughes dan Cantona saat juara Piala FA 1994 Pada 1994-1995, MU mengawali musim dengan kembali meraih Piala Community Shield. Permainan MU juga tetap stabil. Mereka tetap menghuni papan atas, bersaing dengan Blackburn Rovers yang diperkuat Alan Shearer. Sampai pada sebuah kejadian memalukan terjadi pada 25 Januari 1995: Cantona menendang pendukung Crystal Palace, Matthew Simmons. Kejadian yang dikenang media sebagai ‘Tendangan Kungfu Eric Cantona’. Karena kejadian tersebut, Cantona dihukum ‘tak bisa bermain selama 9 bulan. Kungfu kick ala Cantona Hilangnya Cantona membuat lini depan MU ompong. Untuk menambalnya, didatangkanlah Andy Cole dari Newcastle United. Duet Cole-Hughes cukup padu dan membawa MU membuntuti Blackburn dengan selisih 2 poin hingga Liga menyisakan satu partai lagi. Sial bagi MU karena di partai terakhir hanya bermain seri, padahal di partai lain, Blackburn kalah. Gelar Liga Inggris pun jatuh ke tangan Blackburn. Kesialan berlanjut di final piala FA dimana MU gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah tipis dari Everton 0-1. Musim 1995-1996 boleh dibilang sangat spesial bagi MU. Di musim inilah mulai bersinarnya bintang-bintang muda MU angkatan 1992: David Beckham, Paul Scholes, Gary & Philipe Neville, dan Nicky Butt. Mereka disiapkan untuk menggantikan para pemain MU yang sudah menua, seperti Steve Bruce, Mark Hughes, Gary Palister, Andrey Kanchelkis, dan lainnya. MU Junior Alumni 1992 Di musim ini juga, tepatnya 1 Oktober 1995, Cantona kembali dari masa hukumannya. Dia memulai debutnya melawan Liverpool. Riuh pendukung MU menyambutnya di stadion Old Trafford. Dia pun membawa MU menang 2-0 dan menyumbangkan satu gol melalui titik penalti. Di akhir musim, MU kembali meraih double winners: Liga Inggris dan Piala FA dengan mengalahkan Liverpool di final 1-0. Prestasi double winners tersebut merupakan yang kedua kalinya bagi MU setelah sebelumnya di musim 1993-1994. MU pun mendapatkan julukan double-double atas prestasinya tersebut, tim pertama yang dua kali double winners. Selebrasi MU saat juara Liga Inggris 1996 Fergie, Cantona, dan bruce saat juara Piala FA 1996 Pada 1996-1997, MU mengawali musim lagi-lagi dengan merebut Piala Community Shield. Di jajaran skuad, Fergie kedatangan dua pemain muda: Jordy Cruyf dan Ole Gunar Solksjaer. Musim ini memang menjadi masa transisi para pemain: yang muda menjadi inti; yang tua pensiun. Hasilnya, MU tetap solid dan kembali berhasil menjadi kampiun Liga di akhir musim. Juara Liga Inggris 1997 Keputusan mengejutkan terjadi di akhir musim: Cantona menyatakan mundur dari sepak bola di usianya yang baru 30 tahun. Selama bersama MU, Cantona telah bermain 185 kali dengan mencetak 82 gol. Dia juga akan dikenang sebagai legenda MU pemilik nomor punggung 7, nomor yang kemudian diwariskan kepada David Beckham. The King of Old trafford, Eric Cantona Musim 1997-1998 adalah musim MU tanpa Cantona, pemain yang dianggap fans dan pengamat sebagai The King of Old trafford, sang pemberi gelar Liga bagi MU. Keraguan pun terbesit akan mandetnya prestasi MU tanpa Cantona. Awalnya, MU menjawab keraguan tersebut dengan merebut Piala Community Shield. Namun, di akhir musim, prestasi MU betul-betul mandet. Liga Inggris dan Piala FA diraih Arsenal yang saat itu sedang on fire dengan duet Denis Berkamp-Nicholas Anelka di lini depan. MU ‘tak meraih apa-apa. Musim 1998-1999, Fergie mendatangkan pemain-pemain baru untuk menghalau ancaman Arsenal. Pemain-pemain baru itu adalah Dwight Yorke, Jaap Stam, Jesper Blomqvist, dan Teddy Sheringham. Dengan pemain-pemain baru itu, MU berusaha mematahkan keraguan para pengamat dan fans akan mandetnya prestasi MU. MU akhirnya betul-betul mematahkan keraguan para pengamat dan fans tersebut. MU mampu meraih prestasi puncak yang melampaui double-double, yaitu treble winners. Di Liga Inggris, MU berhasil memuncaki klasemen, selisih 1 poin dengan posisi ke-2, Arsenal. Di partai terakhir, MU mengalahkan Blackburn Rovers 2-1. Beberapa hari berikutnya, MU juga merebut Piala FA dengan mengalahkan Newcastle United di final, 2-0. Puncaknya, pada final Piala Champions, MU mengalahkan Bayern Muenchen 2-1 secara dramatis. Sempat tertinggal 0-1 lewat gol Mario Basler hingga menit ke-90, MU membalikkan keadaan dengan mencetak 2 gol di masa injury time melalui gol Teddy Sheringham dan Ole Gunar Solksjaer. Duet Cole-Yorke saat juara Liga Inggris 1999 Fergie mengangkat Piala Champions 1999 Fergie, treble winners MU pun tercatat sebagai tim pertama di eropa yang mampu meraih treble winners. Prestasi yang kemudian membuat Kerajaan Inggris memberikan gelar sir kepada Fergie. Gelar sir dari Kerajaan Inggris Pada 1999-2000, MU mengawali musim dengan kekalahan dari Lazio 0-1 pada Piala Super Eropa. Di pertengahan musim, MU sukses menjadi jawara Piala Dunia Antarklub dengan mengalahkan Palmeiras 1-0 melalui gol tunggal Keane yang sekaligus menjadi pemain terbaik. Di akhir musim, MU menjadi juara Liga Inggris. Piala Dunia Antrklub 2000 Musim 2000-2001, MU kembali menjuarai Liga Inggris untuk ketiga kalinya berturut-turut. Ketajaman duet Cole-Yorke plus Sheringham-Solksjaer ‘tak mampu dibendung lawan-lawannya, termasuk Arsenal yang diperkuat Thierry Henry. MU bahkan memecahkan rekor sebagai pengumpul poin tertinggi di akhir musim, yaitu 93 poin. Awal musim 2001-2002, keadaan mulai berubah di skuad MU. Banyak pemain yang keluar dan dicadangkan karena performa menurun atau karena berseteru dengan Fergie, seperti bek Jaap Stam dan tiga striker: Cole, Yorke, dan Sheringham. Keadaan yang membuat Fergie mendatangkan striker baru, yaitu Ruud Van Nistelrooy dari PSV Eindhoven. Musim ini, MU gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris. Gelar itu menjadi milik Arsenal. Musim berikutnya, 2002-2003, amunisi baru hadir di lini belakang MU untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Stam: Rio ferdinand, yang didatangkan Fergie dari West Ham United. Di lini depan, permainan Nisltelrooy pun semakin matang. Lini belakang dan depan yang seimbang berhasil menjadi kunci keberhasilan MU kembali menjuarai Liga Inggris. Namun sayang, MU gagal menjuarai Piala Carling setelah kalah 0-1 dari Liverpool di final. Di akhir musim, kejadian mengejutkan terjadi: Beckham keluar dari MU untuk bergabung bersama Real Madrid. Keadaan yang membuat Fergie berusaha mencari pemain sayap pengganti. Musim 2003-2004, Fergie memperkenalkan pemain sayap barunya, pengganti Beckham: Christiano Ronaldo. Ronaldo dibeli dari Sporting Lisbon di usia 18 tahun. Di musim pertama, Ronaldo langsung mempersembahkan 2 gelar bagi MU: Piala Community Shield di awal musim dan Piala FA di akhir musim. Di final Piala FA, MU mengalahkan Millwall 3-0, Ronaldo menyumbangkan 1 gol. MU gagal di Liga Inggris, kalah bersaing dari Arsenal. FA Cup 2004 Ronaldo dan Nistelrooy saat juara Piala FA 2004 Musim 2004-2005, MU kedatangan amunisi baru dari Everton, Wayne Rooney. Rooney didatangkan untuk menggantikan posisi Nistelrooy yang sering cedera. Namun sayang, di musim ini, MU paceklik gelar. Gelar Liga Inggris diraih Chelsea yang on fire dengan Maurinho dan Drogba-nya. Di Piala FA, MU berpeluang juara setelah lolos ke final, namun sayang kalah dari Arsenal lewat drama adu pinalti, 5-4. Fergie dan Rooney Musim 2005-2006, duet Ronaldo-Roney diandalkan Fergie di lini depan plus tambahan gelandang serang Asal Korea Selatan yang dibeli dari PSV Eindhoven: Park Ji Sung. Di musim ini juga, fergie mendatangkan kiper Van Der Sar dari Fulham. Namun sayang, tetap ‘tak mampu melampaui dominasi Chelsea di Liga Inggris. Gelar Piala Carling menjadi satu-satunya penghibur setelah di final MU berhasil menang atas Wigan Athtletic 4-0, Rooney menyumbangkan 2 gol. Partai final yang juga menjadi saksi bagaimana berangnya Nistelrooy di sisi lapangan karena tidak dimainkan Fergie. Keberangan yang berlanjut dengan keputusan Nistelrooy untuk pindah ke Real Madrid. Selebrasi saat juara Piala Carling Cup 2006 Ronaldo-Gary-Rooney Musim 2006-2007, Fergie kembali mendatangkan amunisi baru di lini belakang untuk mendampingi Ferdinand: Nemanja Vidic. Vidic didatangkan dari Spartak Moscow. Di lini tengah, Fergie mendatangkan Michael Carrick dari Tottenham Hotspurt. Di lini depan, duet Ronaldo-Rooney juga semakin matang. Hasilnya, gelar Liga Inggris kembali diraih menghentikan dominasi Chelsea. Di Piala FA, MU juga lolos ke final, namun sayang dikalahkan Chelsea 1-0. Di Liga Champions, MU tampil apik dengan kemenangan telak 7-1 (1-2) atas AS Roma di perempat final, namun sayang performa apik MU terhenti di semi final setelah kalah dari AC Milan 0-3 (3-2). Selebrasi Juara Liga Inggris 2007 Pada 2007-2008, MU mengawali musim dengan mengalahkan Chelsea lewat adu pinalti 3-0 di final Community Shield. Di jajaran skuad, empat pemain baru didatangkan Fergie untuk memperkuat lini tengah dan depan: Nani dan Anderson dari Sporting Lisbon; Owen Hargreaves dari Bayern Muenchen, dan Carlos Teves dari West Ham United. Hasilnya, MU meraih double winners: menjuarai Liga Inggris dan Liga Champions. Di final Liga Champions, MU mengalahkan Chelsea melalui drama adu pinalti yang dramatis, 6-5. Gelar Piala Champions tersebut merupakan gelar yang ke-2 bagi Fergie. Fergie mengangkat Piala Champions 2008 Musim 2008-2009, duet Ronaldo-Rooney-Teves kembali beraksi. Hasilnya, di awal musim MU merebut Piala Community Shield dengan mengalahkan Porsmouth 3-0, namun sayang MU gagal di Piala Super Eropa setelah kalah dari Zenit St. Petersburg 1-2. Di pertengahan musim, MU berhasil menjuarai Piala Dunia Antarklub setelah mengalahkan klub Ekuador LDU Liga De Quito 1-0. Gol tunggal dicetak Rooney sekaligus membuatnya terpilih menjadi pemain terbaik. Selebrasi Juara Piala Dunia Antarklub 2008 Di akhir musim, MU kembali menjuarai Liga Inggris untuk ketiga kalinya berturut-turut plus Piala Carling dengan mengalahkan Tottenham Hotspurt di final lewat adu pinalti, 4-1. Di Liga Champions, MU lolos ke babak final, namun kalah dari Bercelona 0-2. Selebrasi Carling Cup 2009 Di akhir musim 2008-2009 inilah gelimpangan materi senilai $ 80 juta membuat MU harus merelakan kepergian bintangnya Ronaldo ke Real Madrid. Turut pergi bersama Ronaldo adalah Carlos Teves. Carlos Teves pergi karena berseteru dengan Fergie dan Gary Neville. Teves kemudian menjadi ikon di Manchester City. Musim 2009-2010, MU mendatangkan dua pemain baru di sektor striker dan gelandang untuk menutupi lubang yang ditinggalkan Ronaldo dan Teves. Kedua pemain itu adalah Antonio Valencia yang didatangkan dari Wigan Athletic dan Dimitar berbatov dari Tottenham Hotspurt. Namun, gelar Liga Inggris melayang ke tangan Chelsea yang sedang on fire dengan pelatih barunya, Carlo Ancelotti. Gelar Piala Carling menjadi satu-satunya penghibur MU musim ini setelah di final mengalahkan Aston Villa 2-1. Carling Cup 2010 Musim 2010-2011, MU memperkenalkan pemain baru mereka asal Meksiko, Javier ‘Chicharitos’ Hernandez, yang dibeli dari klub Meksiko, Guadalajara. Kedatangan Chicarito untuk melapis Rooney yang sering cedera dan Berbatov yang inkonsisten. Hasilnya, MU berhasil meraih kembali gelar juara Liga Inggris berkat aksi-aksi gemilang Chicharito. MU juga berhasil lolos ke babak final Liga Champions, namun lagi-lagi kalah untuk kedua kalinya dari Bercelona, 1-3. Selebrasi MU saat juara Liga Inggris 2010-2011 November 2011 nanti, tepat 25 tahun kebersamaan Manchester United dan Sir Alex Ferguson. Selama itu pula, Fergie telah mempersembahkan 34 gelar: 12 gelar Liga Inggris, 5 gelar Piala FA, 3 gelar Piala Carling, 8 gelar Piala Community Shield, 2 gelar Piala Champions, 1 gelar Piala Winners, 1 gelar Piala Super Eropa, dan 2 gelar Piala Dunia Antarklub. Fergie dan Keluarga Fergie dan Manutd Glory glory Man united, Glory glory Man united, Glory glory Man united, As the reds go marching on on on! Just like the busby babes in days gone by, We'll keep the red flags flying high, Your gonna see us all from far and wide, Your gonna hear the masses sing with pride. United, Man united, We're the boys in red and we're on our way to Wembley!
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/25-tahun-kebersamaan-manchester-united-dan-sir-alex-ferguson-pelipur-lara-untuk-united-indonesia_5500d71ca33311ef6f512564
0 comments:
Post a Comment