AksaraKata.com: Desas-desus mengenai harta karun selalu membius. Terutama harta karun Bung Karno. Sejumlah orang mengaku berhasil mendeteksi lokasi-lokasi harta karun tersebut. Konon, harta itu dijaga Sri Paduka dan hanya bisa dibuka oleh pemegang kunci amanah.
Beberapa orang mulai menyangsikan adanya harta karun Bung Karno. Harta karun atau dikenal dana revolusi itu konon merupakan dana perang yang didapat dari bantuan gaib. Selain itu ada juga yang didapat dari bantuan Karaton Mataram Islam saat Paku Buwono ke X berkuasa.
Sebelum negara ini menyatu menjadi Republik, kabarnya Bung Karno sempat menyatukan seluruh harta perang revolusi. Tapi kini seluruh harta karun itu telah muksa (hilang). Kabarnya, Bung Karno telah menyebarnya ke beberapa wilayah harta tersebut disebar di Pulau Jawa.
Pengaruh kesaktian Bung Karno dan dibantu kekuatan gaib dari alam lain yang konon yang membuat harta tersebut sulit dilacak keberadaannya.
Hilangnya harta karun Bung Karno itu kemudian menjadi rumor. Dari rumor menjadi mitos hingga legenda. Tetapi bagi para pemburu harta karun, semua itu adalah misteri yang harus dipecahkan, terutama karena nilainya yang tidak terkirakan.
Harta karun yang terdiri dari emas batangan maupun logam mulia diyakini nilainya sampai berton-ton. Dan semuanya dalam bentuk lantakan. Selain emas dan logam mulia, beberapa barang berharga yang lain diantaranya samurai roll, meja giok, keris pusaka, mustika mirah delima, uang Brasil milik Soekarno yang dipergunakan sebagai dana revolusi yang jumlahnya ribuan peti.
Karena tergoda dengan banyaknya harta karun BK (Bung Karno) itu, tidak sedikit pula orang memburunya, dari kalangan paranormal, dukun, hingga kiai. Semuanya kepincut dengan harta gaib peninggalan BK. Bagi mereka, harta BK sangat menggiurkan.
Bahkan salah seorang petinggi negeri ini sempat kepincut dengan harta karun yang konon berada di situs batu tulis Bogor. Sampai-sampai situs tersebut sempat dibongkar demi mencari harta gaib.
Selama ini cerita yang beredar di kalangan para pemburu harta karun melalui media paranormal dan mediator (makelar gaib) menceritakan, bahwa harta itu tertutup di beberapa gudang gaib di pulau Jawa.
Kustadi (58), mediator asal Pasar Kliwon Solo ini menceritakan, Bung Karno menyimpan harta karun itu di sebuah gudang penyimpanan yang sangat gaib. Tidak sembarang orang mengetahui lokasinya.
“Harta itu disimpan di sebuah lokasi yang sangat rahasia dan dijaga oleh ribuan makhluk gaib,” ujar Kustadi.
Menurut Kustadi, gudang gaib itu berada di di kaki Gunung Merbabu dan Lereng Merapi tepatnya sebelah barat wilayah Jawa tengah.
“Untuk wilayah Jawa Barat lokasinya ada di Tasikmalaya, Tangkuban Perahu, dan Gunung Galunggung,” tandasnya.
Untuk wilayah Jawa Timur, lanjut Kustadi, harta karun itu tersimpan di alas Purwo dan dijaga ribuah makhluk gaib sangat kuat. Secara keseluruhan pusat dari gudang harta karun gaib di tanah Jawa berada di Tangkuban Perahu.
“Harta itu ditunggu sendiri oleh Sri Paduka,” lanjutnya. Sebutan Sri Paduka yang dimaksud bahwa di kalangan mediator dan pemburu harta karun adalah Bung Karno.
Pemegang Kunci Amanah
Di kalangan para pemburu harta karun, sosok Soekarno kerap dianggap sebagai sosok raja dan penguasa gaib. Dia akan memberikan kesejahteraan bagi negeri ini dan dunia pada saatnya nanti. Harta karun peninggalan yang berjumlah triliun suatu saat akan keluar, dan harta itu nantinya akan digunakan bagi kemakmuran negeri ini.
Selama ini para pemburu harta karun paham bagaimana cara mengambilnya. Menurut mereka, orang yang bisa mengambil harta tersebut biasanya orang yang diberi amanah. Orang-orang yang diberi amanah itu juga bukan sembarang. Amanah diberikan sendiri oleh Bung Karno.
“Mereka adalah orang-orang pilihan, sehingga ketika harta berhasil diambil, mereka bisa menggunakannya untuk tujuan yang baik, bukan untuk kepentingan pribadi,” cerita Kustadi.
Namun Kustadi tidak tahu bagaimana ‘amanah’ itu diberikan oleh Bung Karno. Menurut cerita, sebelum harta karun itu muksa, Bung Karno meninggalkan sebuah amanah yang tertulis dalam sebuah surat wasiat, surat wasiat ini berisi daftar beberapa orang-orang yang diberi amanah sebagai kunci pengambilan harta karun. Orang orang itu tidak di ketahui secara pasti siapa saja, namun mereka memiliki garis yang telah diamanahkan Bung Karno sebagai pemegang kunci harta karun.
Kustadi menambahkan, orang-orang yang diberi kunci amanah tersebut konon harus menyatu dengan harta karun.
“Beberapa orang ini harus menyatu sebagai kunci apabila harta karun hendak diambil,” ungkap Kustadi.
Pasalnya, sebagai seseorang linuwih, Bung Karno sebelum meninggal telah mengetahui dan menitipkan kunci amanah secara acak ke beberapa orang dari berbagai kalangan. Orang orang ini termasuk orang pilihan yang kemudian hari akan bersatu sebagai penyejahtera rakyat.
Selama menjadi mediator gaib, Kustadi mengaku telah ratusan kali mengitari pulau Jawa demi membuktikan kebenaran adanya harta karun tersebut. Bahkan dirinya pernah menjadi mediator dari seorang paranormal (warga Garut) yang dipercaya sebagai pemegang kunci amanah. Tak hanya dirinya saat itu yang menjadi mediator, salah satu temanya juga menjadi mediator kunci amanah yang lain.
“Saya pernah menjadi utusan seseorang dari Garut Jawa Barat yang diberi amanah membuka harta karun, sedangkan satu lagi menjadi mediator utusan kunci amanah dari daerah Gunung Bromo,” kenang bapak tiga anak ini.
Menurut Kustadi, kedua mediator ini masing-masing membawa pesan berupa selembar uang dari salah satu gudang gaib. Uang itu bertuliskan huruf-huruf Jawa sebagai pesan bahwa seseorang yang mengirim mediator benar- benar salah satu dari seorang kunci amanah.
Setelah kedua mediator bertemu, lembaran uang akan ditukar dan dikembalikan kepada kunci amanah masing masing. Lembaran uang itu oleh pemegang kunci amanah akan didilipat menjadi empat bagian lalu diberi doa. Tak berapa lama uang itu akan berubah menjadi lembaran uang ratusan ribu rupiah.
Menurut cerita di kalangan mediator, uang yang bertulisakan coretan huruf Jawa itu digunakan sebagai tanda diri bahwa dia seorang kunci amanah.
“Beberapa pemegang kunci amanah kini mulai membentuk paguyuban sebagai wadah memburu harta karun peninggalan Soekarno. Paguyuban ini terstruktur dan masing masing anggota memiliki kewajiban menemukan pemegang kunci amanah lainnya,” kata Kustadi.
Selain pemegang kunci amanah, para pemburu harta karun ini setia menunggu waktu yang kelak gudang harta karun terbuka.
Sebaliknya, jika bukan pemegang kunci amanah, maka perburuan harta karun BK akan sia-sia dan bahkan bisa memakan tumbal nyawa. Memang banyak sekali perburuan yang dilakukan secara terbuka, karena pelaksanaannya diketahui publik. Lantas, bagaimana dengan perburuan yang dilakukan sembunyi-sembunyi? Ternyata jauh lebih banyak.
Pada kantung-kantung masyarakat tertentu, perburuan itu masih aktif dilakukan. Seperti yang dikatakan Kustadi, mereka bekerja diam-diam, tapi kadang juga sangat nekad. Mereka paham jika harta itu hanya bisa diambil oleh orang-orang yang memegang kunci amanah. Namun mereka tidak peduli bahkan rela menggadaikan nyawanya.
Orientasi perburuan pun bukan hanya pada penemuan harta karun peninggalan Bung Karno, tapi juga bagaimana memiliki dan menyimpan harta untuk kepentingan pribadi.
Di Palembang, misalnya, ada kelompok tertentu yang aktif memburu harta sisa-sisa peninggalan BK. Orientasi perburuan mereka adalah gua-gua yang ada di kawasan itu. Harta yang dicari berbentuk barang-barang antik dan emas permata.
Mereka meyakini harta-harta masa lalu itu disimpan di dalam gua-gua. Sebuah tim ekspedisi di pertengahan tahun 1990-an, pernah mengendus keberadaan harta karun di dalam sebuah gua.
Hal ini diungkap Moh. Hasbi (40), warga Palembang yang kini berdomisili di Jl Siliwangi, Bandung. Kebetulan ayahnya adalah salah seorang anggota tim tersebut. Ketika itu, tim yang berjumlah lima orang sudah menemukan sebuah gua di tengah belantara.
Di salah satu ruang dalam gua itu, ditemukan sebuah ranjang tertutup kain sutera. Di atasnya terdapat setumpuk perhiasan aneka rupa. Ada emas, perak, mutiara, intan berlian, serta seperangkat benda-benda pusaka.
Tim yang dipandu ahli gua dan seorang paranormal ini bergerak atas dukungan dana pihak ketiga. Sayangnya, harta-harta itu tak secuilpun boleh dibawa pulang. Larangan itu didasarkan pada sebuah suara gaib ketika mereka berada di mulut gua. Suara itu bersedia memandu mereka menuju tumpukan harta, dengan syarat tak boleh mengusiknya, apalagi membawa pulang. Termasuk juga tak memberitahukan keberadaannya kepada siapapun.
Setelah diperlihatkan keberadaan tumpukan harta itu, mereka berlima bergegas meninggalkan gua. Namun entah apa yang terjadi, sampai di luar gua, jumlah mereka tinggal empat orang. Akhirnya setelah seorang pemandu berdialog dengan penghuni gaib gua itu, diperoleh sebuah keterangan.
“Salah seorang anggota tim ternyata diam-diam telah lancang mengambil salah satu benda berharga di tempat itu. Dan orang itu langsung hilang dari pandangan,” tutur Hasbi.
Harta Karun Ditemukan
Sampai saat ini mitos harta karun peninggalan Bung Karno masih menjadi kontroversi. Bahkan kebenaranya terus dipertanyakan. Tak hanya di Jawa, di Jeneponto Sulawesi pun beberapa tahun yang silam sempat heboh penemuan harta karun peninggalan Soekarno.
Penemu harta karun asal Jeneponto ini, meskipun sedikit dibumbui dengan cerita mistis, namun nyatanya ia berhasil mendapatkan harta karun yang jika ditotal mencapai 35 triliun rupiah. Berita ini bahkan sempat menjadi tajuk utama media lokal di Sulawesi.
Saat itu Piagam Dg Ledeng (60), warga kampung Bulo Bulo Batujala, Bulusuka, Jeneponto ini mengaku mendapatkan harta karun itu saat malam 17 Ramadan 2010. Saat itu dirinya bermimpi didatangai sosok mahkluk gaib pada malam Lailatul Qadar.
Pada malam itu rumah Piagam bermandikan sinar cahaya menyala seperti bara api. Orang orang di sekitar rumah Piagam mengira rumah miliknya terbakar. Malam itu ternyata Piagam mendapat sebuah harta karun milik Soekarno.
Dalam peti harta itu di temukan ada 70 emas batangan masing masing seberat hampir 1 kg dengan kadar 24 karat. Selain emas terdapat juga mustika giok, mustika batu mirah delima. Mustika batu besi serta mumi berukuran 7 inchi, Samurai hand roll warna kuning buatan tahun 1013 dan pedang sabuk samurai buatan 1718.
Pada gagang samurai terdapat mustika batu giok warna hijau. Belum lagi pusaka keris yang mampu berdiri tegak dan tiga peti mata uang Cruzeiro Brasil tahun 1964 yang berjumlah ratusan ikat dengan nilai pecahan 5000. Seluruh mata uang ini jika dikurskan ke rupiah nilainya mencapai puluhan trilliun rupiah. Dalam peti itu juga terdapat deposito dari Bank Swiss yang ditandatangani langsung Presiden Soekarno.
“Dalam peti uang itu juga terdapat sertifikat deposito dari Bank Swiss yang ditandatangani Bung Karno, Presiden pertama RI,” ungkap Muhammad Jafar, Camat Tarowang yang ditanyai keaslian harta karun tersebut.
Jafar kemudian menjelaskan bahwa keasliannya pernah diuji pihak Pegadaian. Hasilnya, logam emas dalam peti itu disebut asli dengan kadar 24 karat. Keaslian uang Brasil tersebut juga telah dibuktikan oleh pihak perbankan dan dari pihak penukaran uang.
Piagam juga menemukan dan menyimpan uang rupiah pecahan seribu bergambar Bung Karno. Jika disorot dengan sinar laser, pada mata uang tersebut terbayang tulisan Arab yang diyakini petikan Alquran. Uniknya, mata uang tersebut dapat tergulung sendiri kala dipegang.
Kisah penemuan harta karun Bung Karno tidak hanya berakhir disini. Seorang pria, Soenuso Goroyo Soekarno, mengaku memiliki harta warisan Bung Karno untuk negara Indonesia. Pria kelahiran Yogyakarta, 45 tahun lalu itu, bahkan menyebut dirinya sebagai Satrio Piningit.
Lelaki ini mengaku dapat mengangkat peninggalan Presiden Pertama RI. Bentuknya berupa ratusan keping emas lantakan, platinum, sertifikat deposito obligasi garansi, dan lain-lain.
“Ini baru sampel dan silakan mengecek kebenarannya. Jika bohong, saya siap digantung,” katanya waktu itu.
Mantan anggota TNI yang dahulu bernama Suwito itu sengaja mengundang wartawan di rumahnya, Perumahan Cileungsi Hijau, daerah perbatasan Bogor-Bekasi, untuk menyaksikan temuannya. Di rumahnya yang cukup megah disiapkan hidangan layaknya orang hajatan. Maklum, Goroyo, begitu dia biasa disapa, juga mengundang Pangdam Jaya, Kapolda, dan anggota Muspida. Tetapi dari mereka, tak ada pejabat datang.
Kepada tamunya, suami RA Lastika ini memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas. Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum) juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London. Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.
Meskipun bersertifikat dan diyakini keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.
Peninggalan lain berupa sertifikat deposito bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI yang menyebut sejumlah harta yang disimpan di suatu tempat. Ada pula sertifikat berbahasa Inggris yang juga disegel dan ditulis di atas lembar kuningan. Sertifikat itu ada yang bertuliskan “Hibah Substitusi” yang dipercayakan kepada R Edi Tirwata Dinata (108).Yang terakhir ini, konon karena sudah tua, lantas memberikan kuasa kepada R Anton Hartono untuk mengurus harta benda yang disimpan di Swiss. Bentuknya mikrofilm, dua lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS, Jenewa, dan dua buah koin. Di dalam sertifikat itu disebutkan, ada dana berjumlah 126,2 miliar dolar AS dan 63,10 miliar dolar AS.
Goroyo mengemukakan, dia hanya ingin ada saksi dari aparat soal harta temuannya itu. Selanjutnya akan diserahkan kepada Megawati dan diharapkan bisa melunasi utang luar negeri pemerintah.
“Saya tidak ingin imbalan apa pun termasuk jabatan. Saya hanya butuh pengakuan dan surat kuasa untuk meneruskan pencarian harta ini. Namun tampaknya Kapolda dan Kapolri berhalangan.”
Apakah Goroyo ini bisa menjadi penutup kisah mengenai harta misterius Bung Karno. Tidak menutup kemungkinan, akan muncul Goroyo lain yang mengaku menemukan segudang harta. Bagaimanapun klaim mengenai penemuan harta karun, sepatutnya disikapi dengan bijak agar masyarakat tak lagi terjebak oleh buaian mitos.
Usai Bertapa di Gunung Galunggung
Namanya Hj. Dewi. SN (52). Dia seorang spiritualis yang juga dipercaya sebagai salah satu pemegang kunci amanah. Dewi menceritakan saat ditemui di rumahnya di Perum Puri Pondok Indah Colomadu perihal harta karun peninggalan Presiden RI pertama.
“Semua ini berhubungan dengan kodrat, suatu hari kelak bangsa ini akan dipimpin seorang manusia yaitu sejatine manusia. Kodrat ini kelak akan menyejahterakan rakyat, bangsa dan negara. Saat itulah apa yang sekarang diperdebatkan akan muncul,” tutur wanita yang sering dipanggil Bunda ini.
Wanita beranak empat ini menambahkan, saat ini dirinya diberi amanah oleh Bung Karno sebagai pemegang kunci harta karun.
“Saya mengetahuinya (sebagai kunci amanah) saat berada di Gunung Galunggung. Saat itu saya sedang menjalani serangkaian ritual khusus atas wangsit dari mimpi,” terangnya.
Dewi harus menjalani serangkaian ritual khusus di daerah Pulau Jawa. Nah, ritual yang terakhir ia jalani yaitu bertapa selama 40 hari 40 malam di Gunung Galunggung. Saat menjalani laku itu beberapa godaan dan rintangan menerpa dirinya tiap malam. Hingga akirnya pada hari ke dua puluh satu di Gunung Gulunggung, Dewi mendapat Mustika Rantai Bumi.
Tapi mustika itu dibuangnya kembali. Dalam hati Dewi hanya ingin mengetahui apakah benar harta Sri Paduka itu ada.
Tak hanya mustika rantai bumi yang sempat mampir kepadanya. Di hari ke dua puluh tujuh tiba tiba di pangkuannya telah ada sebuah berlian sebesar kepalan tangan orang dewasa. Hingga akhirnya pada hari ke empat puluh, wanita ini diajak seseorang dan dihadapkan langsung dengan Sri Paduka. Di situlah dirinya menerima wejangan dari Sri Paduka dan mendapat penjelasan bahwa dirinya orang yang diberi amanah.
Bahkan saat itu diperlihatkan beberapa peti harta karun berisi batangan emas dan logam mulia. Beberapa dari peti harta itu sempat juga ia bawa pulang dengan menggunakan mobil jeep yang dibawa saat menjalani laku ritual. Jeep yang ia kendarai sempat doyong di bagian belakangnya karena beratnya muatan peti harta karun. Namun sesampainya di rumah harta karun dalam peti yang semula ditaruh di jok belakang tiba tiba lenyap tak berbekas.
“Mungkin saat itu belum waktunya, suatu hari kelak, harta itu pasti juga akan bisa dimiliki,” pungkasnya.
Semua Harta Bung Karno Bisa untuk Bayar Utang Indonesia
Soenuso Goroyo Soekarno sangat yakin dengan temuannya. Bahkan dia mengaku sebagai Satrio Piningit. Menurutnya, harta karun yang dibebernya saat itu adalah asli harta peninggalan Bung Karno untuk bangsa Indonesia.
Soenuso Goroyo Soekarno sangat yakin dengan temuannya. Bahkan dia mengaku sebagai Satrio Piningit. Menurutnya, harta karun yang dibebernya saat itu adalah asli harta peninggalan Bung Karno untuk bangsa Indonesia.
“Insya Allah, jika saya diberi izin, semua harta peninggalan Bung Karno ini bisa membayar utang kita. Saya yakin bisa melaksanakannya,” ungkap Goroyo sembari membantah dirinya paranormal.
Dia juga membantah berambisi menjadi presiden atau jabatan politis lain.
“Semua saya lakukan dan beberkan untuk membangun negara kita,” tegas Goroyo mengenakan stelan jas putih, sepatu putih, mirip yang dikenakan Presiden Soekarno.
Di ruang tamunya juga dipajang foto dirinya bersama seorang jenderal. Ada pula yang memperlihatkan saat dirinya menjadi anggota Batalyon Arhanud SE 10/Kodam Jaya. Namun, dia enggan membeberkan latar belakang jati dirinya.
“Saya ini orang susah. Jadi tentara pangkatnya juga di sini (memegang lengannya). Jika saya pakai pakaian seperti ini, hanya model. Kebetulan saya suka,” tuturnya.
Goroyo menceritakan proses pencarian harta tersebut. Diawali dari kebiasaannya bertirakat di berbagai tempat, lantas mendapatkan petunjuk. Petunjuk awal adalah sebuah tongkat wasiat yang diyakini tongkat komando milik Presiden Soekarno yang kemudian disimpannya hingga kini. Selanjutnya, dengan tirakat pula, secara gaib harta benda itu bisa diangkat dari beberapa daerah di Bali, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan.
“Meskipun benda ini kini nyata, tapi awalnya adalah harta gaib. Jadi, mengambilnya juga dengan cara gaib. Saya tidak boleh memilikinya. Saya diperintahkan menyerahkan kepada negara untuk menyelamatkan bangsa,” paparnya.
Pengakuan Bung Karno Soal Harta
Saat ini banyak orang percaya bahwa Bung Karno memiliki harta. Lalu bagaimana pengakuan Bung Karno soal hartanya?
Saat ini banyak orang percaya bahwa Bung Karno memiliki harta. Lalu bagaimana pengakuan Bung Karno soal hartanya?
Seperti disampaikan kepada Cindy Adams dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno mengaku sama sekali tidak pernah meninggalkan harta.
“Selain itu, ke mana aku akan pergi? Aku tidak memiliki rumah sendiri. Tidak ada tanah. Tidak ada tabungan. Lebih dari sekali aku tidak mempunyai sisa uang untuk pengeluaran rumah tanggaku. Di sebuah negara, duta besar kami terpaksa membeli piyama untukku. Satu-satunya piyama presiden sudah sobek. Negara menyediakan tempat tinggal dengan cuma cuma, bebas pemakaian listrik, empat buah mobil resmi dan tiga di dalam garasi untuk tamu negara-bukan 15 mobil pribadi seperti diberitakan oleh sebuah majalah luar negeri- dan mereka membelikan pakaian seragamku. Tetapi akulah satu-satunya presiden di dunia yang tidak punya rumah sendiri. Baru-baru ini rakyatku menggalang dana untuk membangun sebuah gedung buatku, tetapi di hari berikutnya aku melarangnya. Ini bertentangan dengan pendirianku. Aku tidak mau mengambil sesuatu dari rakyatku. Aku justru ingin memberi mereka.”
Kendati Bung Karno mengungkapkan tidak memiliki harta, namun bagi para pemburu harta, kata-kata Bung Karno itu merupakan kata-kata yang tersirat. Apa yang dikatakan Bung karno hanyalah bagian luarnya saja, selebihnya hanya orang-orang linuwih yang tahu dalamnya Bung Karno. Karena itu mereka tetap yakin Sri Paduku Bung Karno tetap menyimpan harta karun yang tidak ternilai.
Harta Soekarno Disimpan di Istana Merdeka?
Semua dana revolusi itu disimpan dalam bentuk-bentuk batangan emas bernilai triliunan rupiah dan uang dalam rekening di bank Swiss diakui sejarahwan Asvi Warman Adam tidak benar adanya.
Semua dana revolusi itu disimpan dalam bentuk-bentuk batangan emas bernilai triliunan rupiah dan uang dalam rekening di bank Swiss diakui sejarahwan Asvi Warman Adam tidak benar adanya.
Menurutnya Soekarno tidak meninggalkan harta karun sebesar itu.
“Semua tentang dana revolusi ini tidak jelas. Tidak tahu berapa besarnya, apakah ini benar atau tidak. Semua ini cuma isu,” ujar Asvi.
Asvi ragu Soekarno benar-benar meninggalkan harta berpeti-peti emas. Dia menceritakan tahun 1960an, ada program pembangunan patung Antariksa yang sekarang dikenal sebagai patung Pancoran. Saat itu Edhi Sunarso yang memimpin proyek mengeluhkan kekurangan dana pada Soekarno. Saat itu pula Soekarno menyuruh Sunarso menjualkan mobilnya untuk biaya pengerjaan patung tersebut.
“Dengan contoh ini kita bisa mengambil kesimpulan, kalau Soekarno punya uang, kalau Soekarno punya uang buat apa dia menjual mobilnya segala. Cukup ambil saja dari emas itu,” terang Asvi.
Asvi menjelaskan memang ada harta peninggalan Soekarno yang disimpan di Istana Merdeka. Harta itu sempat didata oleh Kolonel Maulwi Saelan yang saat itu menjabat wakil komandan Tjakra Birawa. Ada beberapa lukisan dan barang berharga milik Soekarno. Tidak jelas kemana barang-barang ini setelah Soekarno lengser.
“Dulu kan saat Soekarno meninggalkan Istana dia hanya membawa bendera pusaka, bahkan hanya bersendal dan berpakaian seadanya. Nah kemana harta Soekarno yang di Istana itu? Apakah dicuri atau dimana? Ini yang harusnya diusut,” kata Asvi.
Asvi pun tidak yakin dengan orang-orang yang mengaku tahu soal harta karun Soekarno. Apalagi jika sampai menyerempet hal-hal gaib. Dia yakin hal itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Itu tidak pernah jelas,” katanya
Prediksi Bola
ReplyDeletePrediksi Bola Akurat
Prediksi Bola Akurat Malam ini,
Jadwal Bola
Jadwal Bola Malam
Prediksi Agen Bola
ReplyDeleteAnda pencinta permainan casino???
klik =====> Winning303.Casino
Ayo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar sekarang
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online