Michael Carrick, gelandang andalan Manchester United. |
Hari Jumat, tanggal 28 Juli 2006 menjadi salah satu hari bersejarah bagi seorang Michael Carrick. Tepat hari ulang-tahun ke 25-nya, tim tempatnya saat itu bermain, Tottenham Hotspur, menyetujui transfer dirinya ke klub besar Inggris, Manchester United. Tiga hari kemudian, dirinyapun telah rampung menyelesaikan kepindahan dirinya setelah menyetujui kesepakatan kontrak dengan The Red Devils. Biaya transfer yang harus dibayarkan United adalah sebesar 18,6 juta Poundsterling.
Carrick tentu langsung berbahagia. Peristiwa hijrahnya pemain berposisi gelandang tersebut ke klub sebesar United, yang memiliki sejarah panjang dan mengkoleksi banyak trofi, merupakan mimpi bagi sebagian besar pesepakbola di dunia.
Carrick saat baru hijrah ke United. |
Nomor 16 diberikan ke Carrick |
Carrick telah mengangkat trofi Champions League pada 2008 |
Namun, di tengah kegemilangan kariernya bersama United, benarkah dirinya merupakan penerus Roy Keane, sang mantan skipper The Red Devils yang terkenal dengan jiwa petarungnya namun dibarengi dengan sifat emosional yang meledak-ledak?
Roy Keane, mantan kapten United |
Jawaban yang paling tepat adalah bukan. Carrick mungkin merupakan gelandang yang berposisi sama dengan Keane, yakni gelandang bertahan. Mereka berdua sama-sama bertugas untuk memotong serangan lawan, menjadi back-up bagi bek-bek dibelakangnya, serta menjadi penghubung antara lini belakang dengan lini tengah dan depan. Tetapi, terdapat satu perbedaan jelas antara Carrick dengan Keane. Sebelum menjawab perbedaan itu, mari kita tinjau secara singkat tentang posisi gelandang bertahan.
Posisi natural gelandang bertahan |
Tackle horror Roy Keane yang langsung mengakhiri karier Alf-Inge Haaland |
Namun, tidak bagi Michael Carrick. Dirinya memang seorang gelandang bertahan utama United sejak ditinggal Roy Keane. Namun, sifat-sifat yang biasa dimiliki seorang gelandang bertahan nampak tidak ada dalam setiap permainan Carrick. Pemain internasional Inggris ini selalu bersikap tenang selama bermain, tidak suka terpancing emosi, dan jarang bermain kasar terhadap lawannya. Baginya, cara yang paling efektif untuk memutus serangan lawan adalah dengan intercept, yang diawali dengan pengambilan posisi yang tepat untuk menghadang lawan. Tackle, apalagi sliding tackle, merupakan opsi terakhirnya, dan dilakukan jika ia kalah adu lari dengan pemain lawan.
Dalam melakukan tackle, Carrick selalu berhati-hati agar tepat sasaran dan tidak menerima hukuman kartu |
Aksi Michael Carrick merebut umpan dari lawan |
Mungkin Carrick bukan merupakan sosok yang sama persis dengan Roy Keane, walaupun dirinya berposisi sama dengan Keane dan memakai jersey bernomor punggung 16 warisan dari pemain berkewarganegaraan Irlandia tersebut. Banyak orang yang tidak melihat sama sekali sosok dan jiwa Roy Keane di dalam permainan Carrick.
Namun, untuk menjadi pemain hebat, kita tidak perlu menjadi orang lain. Menjadi seseorang yang berbeda dengan yang lainnya merupakan sesuatu yang menurut saya lebih baik daripada hanya meniru mentah-mentah apa yang menjadi ciri khas orang lain. Dan inilah yang ditunjukkan oleh Carrick, seorang gelandang bertahan yang kalem, tidak beringas maupun bersifat emosional. Jelas, Carrick bukanlah the next Roy Keane, karena dirinya akan menjadi seorang Michael Carrick sendiri, dengan gaya permainan yang khas.
0 comments:
Post a Comment